Seruni Bodjawati adalah pelukis muda yang lahir pada tanggal 1 September  1991 dengan bakat seni yang menurun dari para leluhurnya. Pihak orang  tua Seruni memberikan peluang besar bagi bakat anaknya untuk berkembang.  Inilah yang terjadi pada keluarga dramawan/pelukis Sri Harjanto Sahid  dan pelukis Wara Anindyah. Putra-putri mereka yaitu Wiku Pulangasih,  Seruni Bodjawati, Ratu Pandan Wangi, Satrio Kinasih dan Sang Putri  Pesona tumbuh sebagai pelukis-pelukis cilik yang handal dan  diperhitungkan di Indonesia dan dunia internasional karena mereka diberi  fasilitas secara materi dan rohani dalam berkarya seni. Kakek buyutnya,  Ki Sukarno Gondowarsito adalah budayawan besar di Banyumas. Wawasannya  luas di bidang pedalangan, pendidikan dan kejawen. Darah Tionghoa yang  mengalir dari pihak ibunya juga memberikan pengaruh unik pada karya  seninya.
Seruni mulai mencoret-coret  sejak usia 10 bulan. Semasa kanak-kanak ia  menjuarai puluhan lomba lukis anak tingkat nasional, DIY, dan JaTeng.  Semula karyanya abstrak hingga berkembang secara alamiah menemukan  bentuk-bentuknya sendiri yang naif, ekspresif, artistik, indah, dan  lugas. Hingga tahun 2010 Seruni telah berpameran tunggal tiga kali di  Yogyakarta (pameran tunggal pertamanya saat ia berusia sembilan tahun di  Kayon’s Gallery dibuka oleh pelukis Kartika Affandi) dan pameran  bersama puluhan kali di dalam dan luar negri antara lain di Jepang  (Kyoto), Amerika (New York), Australia (Melbourne), Filipina (Manila),  Romania (Bucharest), Prancis (Aix-Marseille, Boulogne & Paris),  India (Hyderabad), Inggris (London), Jerman (VK Lauterbach), New Zealand  (Christchurch), dan Hongaria (Budapest & Eger). 
Karya Seruni bukan saja mengemukakan bakatnya yang aneh tapi terutama  menunjukkan proses berlatih dan pergulatan yang setia menekuni dunianya.
Diolah dari artikel-artikel majalah TOP, koran Minggu Pagi, Kedaulatan Rakyat, Bernas, dan Wanita Indonesia.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar