PPC Iklan Blogger Indonesia

Kamis, 30 Desember 2010

Kabar Di Hari Sabtu

Sabtu, Pagi 27/Mei/2006 pukul 06.10 WIB, saya sedang mengendarai sepeda motor menuju daerah pinggiran kota Bandung mengantar adik ke-2 yang akan kerja di daerah Kopo. Saya hentikan sepeda motor karena hp aktif, ternyata sms dari si bungsu yang sedang menimba ilmu di kota Yogya. Pesan sms membuat saya agak terkejut karena berisi informasi bahwa di kota Gudeg sedang dilanda gempa dahsyat. Spontan karena khawatir langsung saya telepon balik ke adik di asramanya yang terletak di daerah Godean Sleman.

Beberapa kali saya hubungi ternyata tidak bisa terhubung. Tentunya perasaan menjadi berkecamuk tidak karuan. Saya coba menenangkan hati, kemudian saya balik haluan kembali ke rumah di Kiaracondong. Setiba di rumah, saya aktifkan kembali hp, kembali ada pesan serupa sms dari rekan di Yogya tentang gempa bumi yang membuat warga Yogya dilanda kepanikan.

Pesan singkat itu menggerakkan saya untuk coba sms ke Pak Lik Irawan di Wates, Kulon Progo, Budhe di kota Yogya dan teman akrab alumni SMAN 1 Wates bernama Mardi yang sedang libur panjang di Klaten Jawa Tengah.

Kemudian ringtone hp pun kembali berbunyi, hp pun saya angkat, Mardipun dengan terbata-bata mengisahkan baru saja terjadi Lindhu atau gempa bumi dalam skala richter 5,9 yang melanda Klaten dan sekitarnya. Mardi berkata,� Koyo dhonya wis kiamat, omah podho rusak, okeh korban ne� (Seperti dunia sudah kiamat, rumah banyak yang rusak, korban yang tertimpa reruntuhan rumah banyak yang meninggal).

Pikiran saya pun jadi ikutan tidak menentu jangan-jangan banyak keluarga yang tertimpa musibah gempa ini. Kemudian saya putuskan telepon Pak Lik Irawan, beliaupun menjawab,� Yo bener nang kene yo keroso banget getaran gempa ne, Alhamdullilah kabeh keluarga uga podho selamat, omah yo ora opo-opo.� (Ya benar di sini juga terasa sekali getaran gempa nya, Alhamdulillah semua keluarga sehat semua, rumah juga tidak apa-apa). Kabar serupa juga datang dari keluarga Bude di kota Yogya, akan tetapi sebagaian tembok rumah Bude ada yang retak.

Spontan saya segera mengikuti perkembangan berita gempa di Yogya dengan melihat breaking news di tv, �Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji�uun.� ucap hati saya, terutama saat mendengar banyak korban jatuh di Bantul.

Saya pun mencoba menerawang jauh tentang Bantul, sebab ketika masih tinggal di Wates, ada kenangan yang sampai kini tidak terlupakan. Ya, dulu pernah bersepeda onthel ke Bantul, ternyata sekarang daerah itu benar-benar sedang berduka, sebab rumah banyak yang hancur, penduduk kekurangan bahan makan dan tempat tinggal. Tentu sahabat-sahabat di sana benar-benar membutuhkan pertolongan dari kita semua, pikirku dalam hati.

Ketika siang habis dzuhur, ibu yang tinggal bersama saya di Bandung, berulang kali ingin mengetahui keadaan putra bungsunya di Yogya? Alhamdullilah dengan telepon seluler akhirnya dapat terhubung, dia selamat dari musibah itu. Sembari memberi wejangan padanya, ibu berpesan agar selalu hati-hati dan sempatkan silaturahmi ke rumah Bude Yogya dan keluarga di Wates, tutur beliau.

Tentu musibah gempa bumi di Yogya ini, memberikan hikmah pada kita semua bahwa, �Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.� (QS Al Hadiid [57]: 22)

Selain itu kita juga harus sangat siap dengan berbagai macam ujian hidup ataupun bencana yang dapat terjadi kapan saja dan di mana saja yang dapat saja menimpa kita semua, sehingga alangkah baiknya jika kita senantiasa berlindung diri pada Allah SWT dengan jalan senantiasa berdzikir pada-Nya. Wallahu a�lam bish showab.

Writter Cyber MQ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

morzing.com dunia humor dan amazing!