PPC Iklan Blogger Indonesia

Kamis, 19 Mei 2011

Belum Ada Yang Melebihi Nirwan & Panigoro


Komite Normalisasi (KN) PSSI telah meloloskan 19 nama calon Ketua Umum PSSI. Dari 19 nama itu, satu calon yaitu Adhiyaksa Dault menyatakan mundur dari pencalonan. Sementara George Toisutta dan Arifin Panigoro tetap dilarang menjadi kandidat.

Sehingga total yang akan masuk dalam pertarungan memperebutkan kursi Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI tinggal 18 orang calon. Mereka yaitu Achsanul Qosasi, Adhan Dambea, Agusman Effendi, Indra Muchlis bin Adnan, Yesaya Buinei, Wahidin Halim, Erwin Aksa, Jusuf Rizal, Tahir Mahmud, Habil Maratil, IGK Manila, Iman Arief, Robertus Indratno, Japto Soerjosomarno, Djohar Arifin, Sarman, Sutiyoso dan Syarif Bastaman.

Siapa kandidat yang memiliki kans cukup besar serta memiliki kemampuan mengelola sepakbola di tanah air ini? Jawabannya agak sulit memang. Apalagi induk organisasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) ini tengah dirundung berbagai persoalan, mulai dari suap, korupsi, judi dan ketidakbecusan kepengurusan lama mengelola pertandingan sepakbola.

Dari 18 orang calon ini, hanya beberapa saja yang pernah berkecimpung di dalam dunia sepakbola atau olahraga. Pengamat sepakbola, Budiarto Shambazy, kualifikasi yang dimiliki 18 calon tersebut masih jauh di bawah Arifin Panigoro dan Nirwan Bakrie.

Panigoro dinilai telah membuktikan kinerjanya melalui Liga Primer Indonesia (LPI) dan memimpin organisasi olahraga golf. Begitu juga dengan Nirwan Bakrie yang sejak pertengahan 1980-an mati-matian membina sepakbola.

"Yang baru-baru ini, saya lihat track recordnya masih jauh di bawah. Kalaupun aturan kongres mengatakan harus mendapatkan 50 persen plus satu itu pun kecil kemungkinannya," jelas Budiarto kepada detikcom.

Karena susah mencapai perolehan suara 50 plus satu, semua calon harus pandai-pandai berkoalisi. Misalnya bisa saja Agusman Effendi didukung oleh Sutiyoso dan Erwin Aksa yang suaranya dialihkan ke Agusman.

"Saya kira ini bisa dua putaran, sehingga bisa dilakukan aturan agak ketat, misalnya lewat mekanisme 50 persen plus satu untuk putaran pertama, lalu putaran kedua menggunakan mekanisme suara terbanyak. Itu terserah dengan kongres lah," ujar Budhiarto.

Kans Sutiyoso sama dengan Erwin Aksa dan Yusuf Rizal, masing-masing diprediksi tidak akan sampai memperoleh 15 persen suara. Mungkin yang agak unggul seperti Agusman bisa 15-20 persen.

Tapi siapa pun yang akan terpilih sebagai Ketua Umum PSSI akan memiliki legitimasi yang rendah. Belum lagi akan menghadapi pertentangan yang tinggi dari anggota PSSI dan muncul tuntutan-tuntutan reformasi, apalagi sebagian anggota sudah ada yang di LPI.

"Dari situ kita akan lihat, dengan kondisi seperti ini orang militer yang dibutuhkan lagi untuk menyelesaikan ini. Nah ini butuh strong leadership. Berani atau mampu tidak yang sipil-sipil ini membungkam suap, korupsi dan judi di bola ini," tegas Budhiarto.

Sementara itu Sekjen Jakmania Ricard Achmad menegaskan, secara emosional pendukung dan penikmat sepakbola di Jakarta pastinya mengharapkan Bang Yos, sapaan akrab mantan Gubernur DKI Jakata Sutiyoso untuk memimpin PSSI. Alasannya, Bang Yos sangat tepat karena posisinya netral dan tidak berada di dua kubu yang bersiteru, yaitu kubu yang menginginkan perubahan dan status quo.

"Bang Yos juga memiliki prinsip akan mengakomodir usulan-usulan baik kelompok perubahan dan status quo. Ini kan situasinya tidak normal, sehingga perlu seseorang yang bisa bersinergi," kata Richard kepada detikcom.

Para pecinta dan pendukung sepakbola di Indonesia, khususnya di Jakarta pun berharap Kongres PSSI yang akan digelar Jumat besok bisa mencarikan jalan keluar dan solusi terbaik untuk menyelesaikan berbagai kemelut di tubuh PSSI.

"Kita harapkan dalam kongres besok mau memberikan kesempatan kepada calon-calon alternatif yang terbaik, yang ada untuk maju. Jangan ada paksaan atau memaksa kepada orang untuk memilih orang yang memang tidak mampu mengelola sepakbola di PSSI," tadas Richard.

Kelancaran kongres juga diharapkan Menteri Pemudan dan Olahraga (Menpora) Andi Alfian Mallarangeng. Ia berharap tidak ada intimidasi agar kejadian kongres dibubarkan dengan keterlibatan oknum tentara seperti pada Maret silam tidak terulang lagi.

"Ini 'kan urusan olahraga, urusan PSSI. Ini akan dilakukan tanpa tekanan manapun. Kongres diharapkan berjalan dengan baik dan pemilik suara silakan memberikan atau menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing," tegasnya.

Kelompok 78 (K-78) mengharapkan hal yang sama. "Kita berharap kongres nantinya berjalan lancar, demokratis dan tidak ada arogansi," ujar anggota K-78 Usman Fakaubun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

morzing.com dunia humor dan amazing!