PPC Iklan Blogger Indonesia

Kamis, 19 Mei 2011

Yang Tersandera Vs Korban FIFA

Komite Normalisasi (KN) PSSI akan menggelar Kongres PSSI, Jumat, 20 Mei 2011 besok. Kongres ini akan memilih Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan Anggota Exceutive Committe (ExCo) PSSI periode 2011-2015.

Konggres yang digelar di Hotel Sultan Jakarta ini berpeluang terancam deadlock. Pasalnya, Kelompok Pemilik 78 Hak Suara PSSI (K-78) tetap ngotot mengusung George Toisutta dan Arifin Panigoro, sebagai calon Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI. Padahal KN tidak meloloskan alias menggugurkan pencalonan mereka, sesuai dengan permintaan FIFA.

Masalahnya, meski tidak diperbolehkan mengajukan banding ke Komite Banding, dan KN tidak mau memverifikasi keduanya, K-78 tetap mengajukan keberatan "penjegalan" duet Toisuta-Panigoro ke Komite Banding. Yang cukup mengejutkan, Komite Banding, Kamis 12 Mei 2011 lalu menerima keberatan kubu duet Toisutta-Panigoro, dan meloloskan pencalonan mereka sebagai Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI.

Alasan Komite Banding, yang diketuai Ahmad Riyadh, meloloskan Toisutta-Panigoro cukup banyak. Tapi di antaranya, yang terpenting, karena penolakan pencalonan atas Toisutta dan Arifin (serta Nirwan Bakrie dan Nurdin Halid) oleh Komite Banding PSSI era Nurdin, didasarkan pada data-data yang telah dimanipulasi.

Padahal hasil keputusan Komite Banding PSSI era Nurdin (yang diketuai Tjipta Lesmana) inilah yang dijadikan alasan bagi FIFA untuk menolak pencalonan Toisutta dan Panigoro. Penolakan FIFA, yang ditegaskan lagi pada surat FIFA tanggal 6 Mei 2011, inilah yang dipatuhi oleh KN, yang diketuai Agum Gumelar, untuk tidak meloloskan pencalonan Toisutta-Panigoro.

Posisi KN seperti tersandera oleh putusan FIFA. Dengan berpegang pada putusan FIFA, maka KN pun menolak keputusan Komite Banding, KN bersikukuh tetap menolak pencalonan Toisutta-Panigoro.

Agum Cs, selanjutnya mempersilakan kubu pengusung Toisutta - Panigoro, untuk mencoba cara lain agar calon mereka bisa dipilih dalam kongres, yaitu dengan melobbi FIFA atau mengajukan gugatan keberatan ke Badan Arbitrase Olah Raga (CAS).

Bila salah satu dua cara itu tidak ditempuh, Agum memohon kubu Toisutta-Panigoro legowo, alias pasrah. Seperti pihak yang tersandera, Agum pun mengatakan, pihaknya tidak bisa apa-apa selain mematuhi perintah FIFA (dengan menolak pencalonan Toisutta - Panigoro) karena tidak mau Indonesia terkena sanksi dari FIFA.

K-78 pun sudah mengajukan kasus penolakan Toisutta-Panigoro ke CAS. CAS sendiri baru bersidang Kamis (19/5/2011) ini. Itupun, menurut Dubes RI untuk Swiss, Djoko Susilo, keputusan yang akan dikeluarkan CAS kemungkinan besar baru keputusan sela, dan belum keputusan final.

Di tengah penantian putusan CAS, Agum mengindikasikan ada upaya untuk menggembosi KN melalui surat mosi tidak percaya. "Rasanya sulit dipercaya ada gerakan seperti itu. Tapi telinga saya banyak mendengar. Mereka menyebarkan surat, mendesak agar menandatangani mosi tidak percaya terhadap KN," kata Agum.

Menanggapi pernyataan Agum, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng pun meminta kongres PSSI dilangsungkan dengan baik dan terbebas dari tekanan apapun dari pihak manapun. Andi mengingatkan agar tidak ada tentara di dekat lokasi kongres seperti yang pernah terjadi pada kongres di Pekanbaru, Riau, Maret lalu.

Sementara Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menjamin ia akan bertindak tegas bila benar-benar ada intimidasi dari pihak TNI. K-78 juga membantah mereka dikendalikan oleh oknum TNI. Mereka mengklaim apa yang mereka lakukan selama ini adalah murni karena hati nurani.

Hingga H-1 kongres, 92 dari 101 pemilik hak suara sudah mendaftar. Itu artinya K-78 juga sudah ikut mendafar untuk ikut kongres. Tapi meski sudah mendaftar, kelompok ini tetap bersikeras mengusung jago mereka, Toisutta-Panigoro.

"Sampai dengan hari ini, tidak seorang pun yang bisa menjelaskan kepada kita kenapa kedua figur tersebut dinyatakan tidak boleh maju oleh FIFA. Sehingga menurut pemikiran kita ini adalah sebuah konspirasi jahat," kata anggota K-78 Usman Fakaubun.

Sebelumnya, K-78 pernah mengancam akan menggelar kongres tandingan, bila pencalonan Toisutta-Panigoro tidak diloloskan. Namun, ancaman itu belakangan tidak terdengar lagi. Gagasan kongres tandingan ini, belakangan menguap setelah pemerintah menyatakan tidak akan mengakuinya, dan juga setelah Toisutta sendiri, tegas-tegas mengatakan hanya bersedia dicalonkan jadi ketua Umum PSSI yang diakui FIFA, bukan PSSI tandingan.

K-78 yang mengklaim jumlah anggotanya sudah bertambah menyatakan siap menghadapi Agum yang disebutnya sudah berada di luar sistem karena menolak meloloskan jago mereka. "Apapun risikonya kami akan mengusung Toisutta dan Panigoro sampai titik darah penghabisan," tegas Usman.

Sedangkan kubu KN tetap bersikeras menolak Toisutta dan Panigoro. Kengototan Agum yang tersandera putusan FIFA dan kengototan K-78 yang merasa Toisutta-Panigoro sebagai korban akan berhadapan dalam kongres PSSI besok. Dengan demikian, tampaknya besar kemungkinan kongres akan berlangsung alot. Apakah benar akan buntu? Kita tunggu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

morzing.com dunia humor dan amazing!