PPC Iklan Blogger Indonesia

Kamis, 30 Juni 2011

Strategi Luar Negeri Taiwan di Awal Abad 21

Di abad ke-21, masyarakat internasional menyaksikan perubahan besar: pertama adalah era globalisasi, dimana secara bertahap kerjasama sudah menggantikan konfrontasi. Kedua, ekonomi global perlahan-lahan sudah bergeser ke Asia. Bangkitnya Asia telah menjadi dorongan baru bagi pertumbuhan internasional.

Menghadapi tren baru pembangunan internasional, Taiwan sudah mencari terobosan untuk memperbaiki hubungan dengan China, dengan kembali bergabung dengan Asia-Pasifik dan integrasi ekonomi global. Kemudian melalui “Diplomasi Fleksibel,” Taiwan mengejar partisipasi internasional yang berarti dan memperkuat hubungan dengan negara sahabat dan aktif memberikan kontribusi kepada masyarakat internasional.

Sumber daya alam Taiwan sangat terbatas. Selama 60 tahun membangun negara demokrasi, saat ini Taiwan adalah empat kekuatan ekonomi di Asia timur, negara importir ke-16 dan eksportir ke-17 dunia. Taiwan adalah investor asing langsung terbesar di Asia timur setelah Jepang dan memberi banyak bantuan bagi negara dan wilayah berkembang.

Hubungan dengan China

Sejak Presiden Ma Ying-jeou berkuasa tahun 2008, Taiwan telah meninggalkan mentalitas Perang Dingin dengan aktif mendorong "rekonsiliasi lintas selat." Taiwan menganggap kekuatan China sebagai pendorong utama dari kebangkitan ekonomi Asia. Berdasarkan kebijakan itu, saat ini kedua belah pihak menandatangani 15 perjanjian pertukaran kerja sama.

Setelah merealisasi hubungan langsung lintas selat, dengan membuka pintu Taiwan untuk wisatawan China Daratan, pada bulan Juni 2010 ditandatangani "Perjanjian Kerangka Kerjasama Ekonomi " (ECFA) antara kedua pihak. Perjanjian tersebut, selain menurunkan produk tarif dan membuka perdagangan jasa kedua belah pihak serta perlindungan hak kekayaan intelektual, juga menjalankan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan.

Selain mengalami pertumbuhan ekonomi Taiwan pada tahun 2010 mencapai 10.82%, pelancong luar negeri yang mengunjungi Taiwan mencapai 5.56juta orang. Selain mendorong kemakmuran dalam negeri, kuartal pertama tahun 2011, ekspor Taiwan ke China Daratan meningkat 14% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mencapai lebih dari 30 milyar US dollar.

Produk pertanian yang diekspor ke daratan China juga tumbuh 15 kali lipat, dari 2 juta dollar AS pada kuartal pertama tahun 2010 menjadi 33 juta dolar AS pada periode yang sama. Kuartal pertama tahun ini, perdagangan Taiwan dengan ASEAN juga tumbuh sebesar 30%.

International Institute for Management Lausanne Swiss pada Mei 2011 mengumumkan laporan peringkat daya saing dunia,Taiwan dari peringkat 8 tahun lalu naik ke peringkat 6, membuktikan membaiknya hubungan lintas selat, dan menguntungkan perdagangan luar negeri Taiwan secara keseluruhan.

Selain itu, rekonsiliasi lintas selat juga akan membantu memperkuat hubungan luar negeri Taiwan, terutama dengan kebijakan "diplomasi fleksibel" yang diterapkan Presiden Ma. Kedua belah pihak telah menghentikan pertempuran diplomatik, secara bertahap membentuk lingkaran baik.

Tahun ini, "Organisasi Kesehatan Dunia" (WHO) untuk kali ketiga mengundang Taiwan menghadiri rapat "Majelis Kesehatan Dunia" (WHA) sebagai negara pengamat. Dari 53 negara yang memberikan bebas visa bagi wisatawan Taiwan sampai tahun ini sudah menjadi 113 negara, dan jumlah negara yang mempunyai hubungan diplomatik tetap sebanyak 23, ini adalah bukti yang nyata.

Bantuan Kemanusiaan

Selain pengembangan hubungan pragmatis dengan semua negara dalam beberapa tahun terakhir, Taiwan secara aktif berpartisipasi dalam bantuan kemanusiaan internasional. Dengan tindakan nyata memberikan sumbangsih kepada masyarakat internasional, misalnya,11 Maret tahun ini, gempa bumi Jepang yang memicu bencana tsunami dan nuklir, Taiwan sekali lagi memainkan peranan semangat "membantu sesama manusia."

Selain segera mengirim tim pencarian dan penyelamatan berpatisipasi dalam kegiatan penyelamatan, rakyat Taiwan memberikan sumbangan kemanusiaan sebesar 16 milyar Yen, penyumbang negara tertinggi di dunia. Tahun lalu sekutu Taiwan, Haiti, terkena bencana gempa bumi, tim relawan Taiwan adalah salah satu tim penyelamat internasional yang pertama tiba di daerah bencana, mendapat kehormatan dari masyarakat internasional.

Dibawah bimbingan kebijakan Presiden Ma, Taiwan telah menjadi mitra terpercaya pembawa damai regional dan masyarakat internasional, memperolah kepercayaan dari semua negara.

Masa yang akan datang, kami akan terus mendorong kebijakan rekonsiliasi, dan aktif berpatisipasi dalam kegiatan internasional, menggunakan kekuatan pembangunan ekonomi kumulatif, memberi sumbangsih kepada masyarakat internasional. Strategi ini adalah pilihan bijak untuk pengembangan di masa mendatang, di bawah pondasi yang solid akan menciptakan perdamaian dan kemakmuran internasional.


Philip Yang (Yang Yong Ming) adalah Menteri Penerangan Republik China (Taiwan). Artikel ini dikirim melalui Kantor Perwakilan Ekonomi dan Perdagangan Taiwan (TETO) di Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

morzing.com dunia humor dan amazing!