PPC Iklan Blogger Indonesia

Jumat, 01 Juli 2011

Di balik Nikmatnya “Tahu”……????????????

Siapa yang tidak kenal dengan makanan yang satu ini, hampir semua kalangan mulai dari tingkat menengah bawah sampai kalangan tingkat atas mengkonsumsi makanan ini dialah “Tahu” yang berbahan dasar kedelai. walaupun berasal dari China tapi makanan ini sudah menjadi makanan Favorit bagi masyarakat di negara kita dan di konsumsi sehari-hari,kepopuleran tahu tidak hanya terbatas karena rasanya enak, tetapi juga mudah untuk membuatnya dan dapat diolah menjadi berbagai bentuk masakan serta harganya murah, Oleh karena itu tahu dapat dikonsumsi oleh segala lapisan masyarakat.

Tahu juga mengandung zat gizi yang penting lainnya, seperti kemak, vitamin, dan mineral dalam Jumlah yang cukup tinggi. Akan tetapi didalam pengolahannya sendiri masih banyak yang menggunakan cara tradisional sehingga kalau kita melihat sendiri cara pembuatannya mungkin boleh di bilang sedikit jorok dan sisa proses dari pembuatan tahu sendiri akan menyebarkan aroma bau yang sangat menyengat hidung. Saya sendiri sering melewati daerah yang membuat Tahu dan kadang berpikir ko…bisa ya orang yang tinggal atau berada di daerah tersebut hidup normal tanpa ada rasa sedikit terganggu oleh bau tersebut. Atau mungkin karena sudah menjadi kebiasaan setiap hari yang berkecimpung dengan bau dan aroma yang tak sedap tadi.

Ads

Selain itu, tahu merupakan salah satu makanan yang menyehatkan karena kandungan proteinnya yang tinggi serta mutunya setara dengan mutu protein hewani. Hal ini bisa dilihat dari nilai NPU ( net protein utility) tahu yang mencerminkan banyaknya protein yang dapat dimanfaatkan tubuh, yaitu sekitar 65 persen, di samping mempunyai daya cerna tinggi sekitar 85% sampai 98%. Dalam pengolahan atau pembuatan tahu apakah sudah bisa di katakan aman, AMAN yang dimaksud di sini mencakup bebas dari cemaran biologis, mikrobiologis, kimia, logam berat, dan cemaran lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.

Selain memiliki kelebihan untuk manusia, tahu juga mempunyai kelemahan, seperti kandungan airnya yang tinggi sehingga mudah rusak/hancur karena dengan mudah ditumbuhi mikroba. Untuk memperpanjang masa simpan, kebanyakan industri tahu yang ada di Indonesia menambahkan bahan pengawet. Bahan pengawet yang ditambahkan tidak terbatas pada pengawet yang diizinkan oleh pemerintah, akan tetapi banyak pengusaha atau pembuat tahu yang nakal dengan cara menambahkan Zat pormalin agar Tahu tersebut bertahan lama. Selain pormalin bayak juga pembuat tahu yang menambahkan pewarna methanyl yellow. Formalin dan metahnyl yellow merupakan bahan tambahan pangan (BTP) yang dilarang penggunaannya dalam makanan menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999.

Zat pengawet yang terdapat dalam tahu :

* PORMALIN

Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 3040 persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing 5 Mg, Formalin merupakan salah satu bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat yang ada di dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan bagi tubuh manusia. Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang yang mengonsumsinya akan menyebabkan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Formalin bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan dan mata.

Penelitian yang dilakukan oleh Mena (1994) menemukan bahwa tahu yang beredar di pasar tradisional Jakarta 70 persen mengandung formalin dengan kadar 4.08-85.69 ppm(partpermillion). Penelitian Tresniani (2003) di Kota Tangerang menunjukkan terdapat 20 industri tahu yang terdiri dari 11 industri tahu kuning dan sembilan industri memproduksi tahu putih. Kandungan formalin tahu berkisar dari 2-666 ppm, sedangkan kandungan methanyl yellow-nya hanya terdapat pada tiga jenis tahu yang semuanya diperoleh dari pasar, yaitu berkisar antara 3.41-10.25 ppm. Penelitian yang lain dilakukan oleh Melawati (2004) terhadap lima sampel tahu Sumedang yang diambil langsung dari produsen tahu “negatif” atau semuanya tidak mengandung formalin. Hal ini bisa dimengerti karena produsen tahu sumedang tidak perlu menambahkan pengawet karena tahu yang diproduksinya akan habis dalam waktu satu hari. Tahu kalau tidak diawetkan hanya tahan disimpan selama dua hari bila direndam dalam air sumur atau air keran yang bersih.

BAHAN TAMBAHAN DAN PEWARNA PADA MAKANAN

Bahan Tambahan Pangan adalan bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental (menurut Undang-undang RI nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan). methanyl yellow Merupakan zat warna sintetis berwarna kuning kecoklatan yang digunakan sebagai pewarna tekstil dan cat. Kuning metanil sering kali disalahgunakan untuk pengawet makanan dan minuman Misalnya:kerupuk,sirup dan tahu.

Ciri-ciri makanan yang diberi Methanil yellow adalah warna makanan kuning terang mencolok.Biasanya makanan yang diberi pewarna untuk makanan warnanya tidak begitu kuning, terang dan mencolok.Bahaya utama terhadap kesehatan : paparan dalam waktu lama dapat menyebabkan kanker pada saluran kemih dan kandung kemih.Tanda-tanda dan gejala akut bila terpapar kuning metanil : Jika terkena kulit dalam jumlah yang banyak akan menimbulkan iritasi pada kulit, apabila terkena mata dalam jumlah banyak akan menimbulkan gangguan penglihatan/kabur.dan terhirup akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, dalam jumlah banyak bisa menimbulkan kerusakan jaringan dan peradangan pada ginjal.

Tips memilih tahu apabila kita ingin membeli :

Tahu yang mengandung formalin dapat ditandai : Semakin tinggi kandungan formalin, maka tercium bau obat yang semakin menyengat,sedangkan tahu tidak berformalin akan tercium bau protein kedelai yang khas.Tahu yang berformalin mempunyai sifat membal jika ditekan terasa sangat kenyal), sedangkan tahu tak berformalin jika ditekan akan hancur.Tahu berformalin akan tahan lama, sedangkan yang tak berformalin paling hanya tahan satu dua hari.

Tahu yang memakai pewarna buatan dapat ditandai dengan cara melihat penampakannya. Jika tahu memakai pewarna buatan, warnanya sangat homogen/seragam dan penampakan mengilap. Sedangkan jika memakai pewarna kunyit, warnanya cenderung lebih buram (tidak cerah). Jika kita potong tahunya, maka akan kelihatan bagian dalamnya warnanya tidak homogen/seragam. Bahkan, ada sebagian masih berwarna putih.

CARA MEMBUAT TAHU

1. Kedelai ditampi untuk dipilih biji yang besar.

2. Kedelai dicuci, lalu direndam dalam air besar selama enam jam.

3. Kedelai dicuci lagi selama setengah jam.

4. Kedelai dibagi-bagi dan diletakkan di dalam ebleg, yang terbuat dari bambu atau plastik.

5. Kedelai digiling sampai halus, dan butir kedele mengalir ke dalam tong penampung.

6. Butir kedelai langsung direbus sampai mendidih di dalam wajan berukuran besar.

7. Bubur kedelai lalu dipindahkan dari wajan ke bak atau tong untuk disaring dengan kain belacu atau kain mori kasar yang telah diletakkan pada sangkar bambu. Agar semua sari dalam bubur kedelai tersaring semua, pada kain itu diletakkan sebuah papan kayu dan seseorang naik di atasnya dan menggoyang-goyangnya. Limbah penyaringan, yang disebut ampas tahu, diperas lagi dengan menyiram air dingin, sampai tidak mengandung sari lagi. Penyaringan dilakukan berkali-kali hingga bubur kedelai habis.

8. Air saringan yang tertampung dalam tong warna kuning atau putih dicampur dengan asam cuka agar menggumpal. Selain asam cuka, dapat juga ditambahkan air kelapa, atau cairan whey (air sari tahu bila tahu telah menggumpal) yang telah dieramkan, atau bubuk batu tahu (sulfat kapur).

9. Air asam dipisahkan dari gumpalan atau jonjot putih dan disimpan, sebab masih dapat digunakan lagi. Gumpalan atau jonjot tahu yang mulai mengendap dituangkan dalam kotak berukuran misalnya 50 x 60 cm2 dan dialasi kain belacu. Adonan tahu kotak dikempa selama satu menit, sehingga air yang masih tercampur dalam adonan tahu itu terperas habis. Adonan tahu berbentuk kotak yang sudah padat dipotong-potong, misalnya dengan ukuran 6 x 4 cm2. Tahu pun siap dijual.

Kesimpulannya apabila kita ingin membeli makanan yang sehat kita harus teliti sebelum membeli karena pada saat ini sudah banyak makanan yang di tambahkan dengan zat kimia yang berbahaya bagi tubuh kita,semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat membantu Anda memilih tahu yang baik untuk kesehatan keluarga tercinta. ingat……………….teliti sebelum membeli dan untuk pembuat TAHU untung boleh, tapi jangan bikin susah masyarakat dengan memberi pengawet …..DOSA !!!!!!!!!!!!!!!!

Sumber :

http://tipsehat.blogspot.com/2006/01/tahu-makanan-favorit-yang-keamanannya.html

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-nurmaini2.pdf

http://www.diskes.jabarprov.go.id/?mod=pubArtikel&idMenuKiri=10&idArtikel=131

http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/48271/Cara-Mengawetkan-Tahu-dan-Ciri-ciri-Tahu-Mengandung-Formalin

http://id.wikibooks.org/wiki/Resep:Tahu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

morzing.com dunia humor dan amazing!