Alya sedang bingung, dia sedang menghadapi dilema. Dia jatuh cinta pada  seorang pria yang sudah menikah. Pria itu adalah rekan sekantornya yang  baru bergabung. Pria itu bukanlah orang yang mempunyai kelebihan secara  fisik, namun dia mempunyai bakat dan karakter yang sangat mengagumkan  yang pastinya dapat mempesona banyak wanita. Awalnya dia mencoba untuk  menepis rasa itu, namun semakin lama rasa itu semakin berkembang,  ditambah kagi dengan sikap si pria yang sepertinya juga memberi angin.  Akhirnya setelah mengumpulkan segenap keberanian, Alya mengungkapkan  perasaannya kepada si pria, dengan segala konsekuensi yang mungkin harus  ditanggungnya. Namun siapa sangka, ternyata respon si pria justru malah  membuatnya bertambah bingung, karena ternyata pria itu mempunyai  perasaan yang sama dengannya, walaupun dia sudah mempunyai anak dan  istri. Bahkan pria itu ingin agar hubungan mereka tetap berjalan seperti  adanya, tanpa salah satu harus menjauh. Bahkan dia sempat sedikit  menggertak, kalau Alya berubah sikap, dia akan keluar dari perusahaan  itu. Lalu apa yang harus diperbuat Alya?   Situasi diatas memang bukan situasi yang mudah untuk dihadapi. Tapi kita  mungkin bisa sedikit merenungi hikmahnya. Jika anda salah satu wanita  yang mungkin sedang menhadapi masalah diatas, mungkin langkah-langkah  berikut bisa dicoba: §         Yakinkan diri, apakah perasaan itu benar-benar cinta atau  hanya kekaguman dan simpati yang amat sangat. Rasa kagum pada orang yang  secara bakat dan karakter bisa dikatakan sempurna adalah hal yang  sangat wajar. Simpati dan kagum pada orang seperti itu belum bisa  disimpulkan sebagai cinta. Cinta adalah sebuah rasa yang tidak mempunyai  alasan datangnya. Jika kita merasa nyaman dengan orang yang amat sangat  ‘biasa’ dari segi karakter dan bakat, itu baru cinta. Jadi, jangan  terlalu cepat menyimpulkan perasaan itu sebagai cinta. ·         Jika anda orang yang sudah dalam usia dewasa dan sedang dalam  pencarian jodoh, maka fokus pada pencarian jodoh itu saja. Untuk mencari  jodoh, kita tidak bisa hanya melihat seseorang dari kesempurnaan bakat  dan pribadi saja. Tapi kita juga harus bisa melihat apakah orang itu  mempunyai potensi untuk membahagiakan kita lahir batin. Kondisi pria  yang sudah mempunyai keluarga sangatlah tidak memungkinkan untuk itu.  Karenanya cobalah sekuat mungkin untuk meredam rasa itu dengan  cara  menjarak darinya. Jangan pedulikan apapun gertakannya jika  kita  berubah. Kalau dia memang begitu berarti dia adalah orang yang berjiwa  sangat kerdil. ·         Pikirkan diri kita sendiri, perasaan kita, dan masa depan  kita. Pikirkan betapa sakitnya jika kita harus mencintai seseorang yang  jelas-jelas tidak bisa kita miliki. Jika dia masih tetap memberi kita  harapan sementara keadaannya jelas-jelas tidak memungkinkan, berarti dia  pria yang tidak bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tendang  jauh-jauh pria seperti ini. Karena betapapun sempurnanya dirinya di mata  kita tapi jika dia tidak bertanggung jawab, maka dia bukanlah orang  yang baik. Saat-saat seperti inilah saat yang tepat bagi kita untuk  menjadi manusia egois. Egois disini bukannya kita ingin merugikan orang  lain, tapi justru untuk menjernihkan keadaan yang tidak baik. Kadang  kita memang harus menjadi egois untuk menyelamatkan diri dari situasi  yang tidak menguntungkan.Satu lagi hal penting yang harus kita ingat.  Jangan merusak nama kita sendiri dengan cap sebagai pengganggu rumah  tangga orang lain. Kalau kita tetap bertahan dengan kedekatan kita  dengannya, cepat atau lambat pasangannya akan mengetahui dan kita akan  mendapat predikat buruk itu. Tidak ingin kan... 


Tidak ada komentar:
Posting Komentar