PPC Iklan Blogger Indonesia

Senin, 27 Juni 2011

Dari Imajinasi Menuju Keinginan Menghasilkan Produk Baru

Sebuah imajinasi tentang suatu produk yang mempunyai gambaran keuntungan di dunia nyata, bagi pebisnis adalah harta yang berharga. Ia dapat membayangkan bagaimana nantinya imajinasi itu akan menghasilkan banyak kekayaan materi bagi dirinya dan sekitarnya.

Jika imajinasi itu begitu mendominasi pikirannya, maka ia akan meyakinkan kepada dirinya untuk membangun suatu keinginan yang menyala-nyala untuk mewujudkan imajinasinya di dunia nyata. Dari banyak pengalaman pebisnis, imajinasi sering menghasilkan produk baru yang bermanfaat bagi kemudahan kehidupan. Manfaat itu nampak dari semakin mudahnya manusia memenuhi kebutuhannya.

Hal ini pernah dialami oleh pebisnis, contohnya oleh pebisnis dan penemu mie instant dari Jepang yang bernama Mamofuku Ando.

Mamofuku Ando lahir pada tanggal 5 Maret 1910 dan dibesarkan di Tenan. Ia memperoleh imajinasi tentang pembuatan mie instant yang cepat saji dan bergizi ketika ia melihat lama dan panjangnya antrian untuk makan semangkok ramen (mie khas Cina) pada saat Jepang kalah perang dengan sekutu.

Antrian yang panjang itu mendorong minat khusus dalam dirinya pada hidangan sederhana yang nantinya dikenal sebagai mie instant. Dengan pengetahuan memasaknya ia sudah memperoleh gambaran bagaimana seharusnya ramen itu diproduksi secara masal, cepat, enak, dan bergizi.

Imajinasi ini masih ia pendam di benaknya hingga ia memperoleh waktu yang tepat untuk merealisasikannya. Akhirnya, kesempatan itu malah datang ketika ia mengalami kebangkrutan total dari semua bisnisnya.

Pada saat itulah, imajinasinya akan mie instant mendesak dirinya untuk segera diwujudkan. Imajinasi itu mendorong keyakinannya untuk mengokohkan perjuangannya dalam keinginan yang menyala-nyala. Ketika keinginan untuk memproduksi mie instant sudah menyala-nyala di benaknya, maka Ando memutuskan dirinya untuk melakukan penelitian hingga mie instant (produk baru yang belum dikenal) menjadi nyata.

Awal tahun 1957, saat ia berumur 47 tahun, dengan mengandalkan teknik memasak dan hobi memasaknya Ando bertekad melakukan penelitian terus akan produk mie instant. Dengan keuletan dan antusiasme yang tinggi, ia bekerja di ‘laboratorium’ rumahnya dari jam 5 pagi sampai jam 2 pagi. Laboratorium ini adalah tempat eksperimen seadanya di rumahnya. Tujuannya untuk melakukan penelitiannya, ia membeli semua peralatannya sendiri.

Hari-hari membawa serangkaian kegagalan. Laju kemajuan hasil penelitian tidak pasti dan hanya memberi sedikit keberhasilan, namun ia tidak putus asa. Keinginan yang menyala-nyala tetap menguasainya.

Baik ataupun buruknya hasil penelitian tetap ia catat. Sampai mie instant menjadi kenyataan di depan matanya, sehari baginya berbeda dengan hari-hari biasa. Impiannya tercapai bahwa tepung gandum tidak hanya untuk dibuat roti dan munculnya mie instant telah membawa angin segar di dunia bisnis.

Sebuah produk baru telah lahir dari tangan seorang pebisnis. Penemuan ini akhirnya benar-benar bermanfaat bagi terpenuhinya kebutuhan masyarakat, terutama di Jepang, untuk menghapuskan rasa lapar. Akhirnya mie instant itu tetap berkibar melalui perusahaannya yang bernama Nissin hingga sekarang ini.

Pengalaman Mamofuku Ando ini memberikan bukti bahwa imajinasi pebisnis akan kebutuhan masyarakat telah menghasilkan keinginan untuk mewujudkan imajinasi itu hingga ke dunia nyata, meskipun melalui serangkaian penelitian yang gagal. Dengan terwujudnya imajinasi Mamofuku Ando untuk memproduksi mie instant, maka mie instant telah menjadi produk baru yang murah, enak, cepat saji, dan bergizi untuk kesehatan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

morzing.com dunia humor dan amazing!