PPC Iklan Blogger Indonesia

Minggu, 26 Juni 2011

Pak Marty, kenapa harus berbohong?

Sedih rasanya, ketika Menlu Marty Nataligawa harus bersusah payah meyakinkan rakyat Indonesia, bahwa seakan-akan pemerintah Arab Saudi Merasa menyesal atas kelalaiannya memberitahu Pemerintah Indonesia atas hukuman pancung yang telah dilakukan.

Pada saat ramai pemberitaan dimedia massa tentang eksekusi mati terhadap Ruyati, pemerintah langsung kebakaran jenggot, dari DPR, BNP2TKI , Menlu bahkan Presiden kaget disertai protes keras.

Bahkan untuk lebih meyakinkan menlu Marty menyatakan bahwa “Betul, mereka menyampaikan penyesalannya. Beliau (dubes Arab Saudi di Indonesia) menyampaikan bahwa mereka intinya lalai karena tidak menyampaikan rencana eksekusi Ruyati kepada kita,” .

SAyangnya, belum hilang duka rakyat yang melihat saudaranya harus meregang nyawa karena diperlakukan tidak adil dan beradab oleh pemerintah Arab Saudi, ternyata pemerintah terlihat tidak bersunguh-sungguh membela harkat dan martabat bangsa di hadapan bangsa lain dan rakyat Indonesia sendiri.

Permintaan maap yang katanya sudah disampaikan oleh Dubes Saudi, tak lebih hanya rekaan sang menteri yang menunjukan bahwa pemerintah kita dihargai oleh bangsa lain walau ternyata itu hanya kebohongan belaka.

Pres release kedubes Saudi, Duta Besar [Saudi] tidak mengungkapkan kepada menteri luar negeri Indonesia permintaan maaf kerajaan untuk tidak memberitahu Kedutaan Indonesia di Riyadh eksekusi Ruyati binti Satubi itu. Dia juga tidak mengatakan bahwa pemerintah Arab Saudi lalai.,

Bukankah akan lebih baik jika pemerintah berbicara apa adanya tentang kasus Ruyati, kemudian secara bersama-sama mencari jalan keluarnya bagi keluarga korban maupun terhadap nasib TKI lain yang sedang menunggu antri diruang tahanan untuk dieksekusi baik disaudi maupun di Malaysia.

Bila pemerintah hanya sibuk berbicara tanpa berbuat, yang terjadi peristiwa ini terus akan terulang dan belang pemerintah akan semakin kelihatan, banyak berbicara, banyak lupanya dan sedikit bekerjanya akhirnya rakyat terus menderita.

Sedihnya banget negara kita ini , ternyata banyak pemimpinnya yang suka berbohong, andai ada hukuman dunia kayak pinokio, rasanya lebih mudah mengetahuinya, pastinya hidung pak menteri bertambah panjang hehehe. Untung saja Dubes Arab Saudi jujur, wong ngak minta maap dan merasa ngak salah kanapa harus minta maap.

Republik ini tidak akan pernah merasa besar jika pemimpinnya hanya pakai perasaan serba hebat, serba dihargai oleh bangsa lain, serba sejahtera rakyatnya, walau hanya sebagian kecil yang betul-betul menikmati kekayaan itu.

Pak Marty, Ruyati sudah dipancung, Saudi merasa benar, lantas masih haruskah kita mengirim TKW kita untuk terus dijadikan korban?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

morzing.com dunia humor dan amazing!