
JAKARTA, KOMPAS.com - Merokok bukan lagi menjadi kebiasaan para lelaki, melainkan sudah merambah ke kalangan perempuan. Padahal jika dilihat dari ketahanan tubuh, perempuan lebih rentan terkena penyakit yang ditimbulkan oleh asap rokok dan kandungan zat berbahaya yang ada didalamnya.
Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih mengungkapkan, jika melihat prosentase dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 pada penduduk yang berumur di atas 15 tahun, sebanyak 5,6 persen wanita sudah aktif merokok.
"Di waktu masa saya, sedikit perempuan yang merokok. Karena pandangannya, perempuan yang merokok itu kurang baik. Tapi sekarang nggak tahu saya, kenapa jadi banyak perempuan merokok," ujar, usai peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) di Taman Lalu Lintas, Cibubur, Selasa, (31/5/2011) kemarin.
Endang menduga, bahwa ada keyakinan di masyarakat khususnya para perempuan, kalau merokok bisa membuat badan kurus. Selain itu, dengan merokok nafsu makan bisa berkurang.
"Kalau seseorang ingin langsing terus merokok itu salah," ujarnya.
Justru menurutnya, merokok dapat membuat kulit menjadi cepat tua akibat paparan asap rokok. "Asap rokok yang kena kulit muka bisa buat kulit muka cepat tua. Karena kulit muka itu jadi kering dan dia akan cepat keriput, cepat bertambah tua," tegasnya.
Endang menambahkan bahwa, rokok bisa berakibat lebih fatal apabila perempuan tersebut sedang dalam kondisi hamil. Pasalnya, merokok saat hamil, bisa mengakibatkan bayi yang dalam kandungan mengalami kecacatan. "Itu besar sekali angkanya," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar