PPC Iklan Blogger Indonesia

Sabtu, 30 Juli 2011

Gulung Kertas Tinggal Kupas Jadi Kursi

Sering terbersit dalam benak saya mengenai apa yang orang-orang lakukan ketika kertas yang mereka gunakan sehari-hari tidak lagi putih, tidak lagi bersih, tidak lagi bisa mereka tulisi lagi, tidak bisa mereka gambari lagi, Mungkin karena bunyinya yang gemerisik berisik ketika bergesekan dengan satu sama lain sehingga menjadi kesenangan tersendiri bagi kebanyakan orang untuk meremasnya dan meng-klaimnya sebagai sampah yang hanya layak untuk dibuang. Bagi kebanyakan orang lainnya mungkin segera membeli tumpukan baru kertas-kertas siap pakai tak terkecuali mereka yang bekerja di perusahaan-perusahaan besar pencetak kertas bercap "pulping the world". Memang, tidak hanya dibutuhkan suatu kesadaran yang melibatkan hati nurani saja tetapi juga kreatifitas dari mereka yang pernah menghirup kehidupan untuk dapat memberikan kesempatan kedua bagi kertas-kertas buangan tersebut sebagai tanda syukur manusia dan pertanggung-jawaban mereka terhadap alam. Dan hanya segelintir orang saja yang melihat hal tersebut sebagai peluang untuk kehidupan yang lebih baik.

Dengan maraknya issue go green, Oki Sato, desainer muda Jepang, berhasil mengubah sampah menjadi gaya hidup. Berawal dari keprihatian Issey Miyake, seorang desainer fashion di Tokyo, dirinya menceritakan bahwa banyaknya kertas yang digunakan sebagai pelapis dalam proses pelipitan kain yang jumlahnya dua kali lebih banyak daripada kain yang dilapisinya dan kertas-kertas itu dibuang setelah selesai digunakan untuk melapisi kain. Berbekal latar belakang permasalahan tersebut, dia menginspirasi Oki Sato untuk mendesain suatu kursi berkonsep ramah lingkungan dari kertas-kertas limbah proses pelipitan kain yang dikemukakan oleh Issey Miyake. Dengan penambahan resin, kertas-kertas tersebut dikuatkan sehingga mampu untuk kembali pada bentuk awalnya. Pola lipit pada kertas membuat kursi menjadi elastis dan membal ketika diduduki sehingga memberikan pengalaman baru menikmati kenyamanan saat duduk di sebuah kursi. Kertas-kertas tersebut kemudian digulung, diberdirikan secara vertikal, kemudian dikupas satu demi satu lapisan kertasnya sehingga terbentuklah sebuah kursi unik yang dinamakan Cabbage Chair.

Karena penggunaan material yang tidak lazim, yang tidak seorang pun akan menyangka bahwa dari tumpukan kertas buangan yang tidak diinginkan pabrik dapat diolah sedemikan solidnya hingga bisa menjadi sebuah kursi yang layak untuk diduduki bahkan dijadikan sebagai gaya hidup yang ramah lingkungan, Cabbage Chair menyabet penghargaan sebagai finalis dalam kompetisi desain produk bergengsi kaliber internasional yang digelar oleh INDEX Award di tahun 2009.

Semoga pencapaian yang dilakukan oleh Oki Sato ini dapat menginspirasai masyarakat Indonesia untuk sadar lingkungan, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang notabene menjadi besar karena produksi kertasnya mendunia atas nama pemenuhan kebutuhan pasar ekspor. Tak ada salahnya melabeli produk daur ulang mereka dengan membuka divisi baru "segitiga hijau" sebagai tindakan nyata yang menunjukan kepada publik bahwa mereka juga peduli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

morzing.com dunia humor dan amazing!