PPC Iklan Blogger Indonesia

Minggu, 15 Mei 2011

Abu Mansur Al-Amriki, Tokoh Gerakan Jihad Selanjutnya [bagian 08 dari 11]

 

"Jika kamu mengambil jihad sebagai jalan hidupmu, maka kamu harus siap menghadapi konsekwensi berikutnya" kata Culveyhouse mengancam Hammami yang mantap ingin berjihad. "Setelah kamu melegitimasi jihad di Chechnya, maka kamu pasti akan melegitimasi jihad di tempat lainnya pula."
Sesaat kemudian, Hammami dan Culveyhouse terlibat diskusi yang hangat dan dipenuhi hipotesa mengenai jihad seperti diskusi mereka dulu bersama teman-teman mereka di tim sepak bola SMU Daphne mengenai impian mereka bisa bermain di National Football League(Liga Sepakbola Nasional Amerika). Di dalam diskusi tersebut, Hammami mengemukakan kemantapan hatinya, kalau misalnya negaranya, Amerika Serikat menyerang Syiria sebagai negara berpenduduk Muslim, maka ia akan berangkat untuk berjihad di sana.
Tetapi bagi Culveyhouse, jihad diperlukan ketika ada serangkaian alasan, sedangkan baginya Hammami hanya terpengaruh doktrin sebagian besar kelompok Islam militan yang ia pelajari sehingga membuatnya setuju terhadap cara-cara Al Qaeda yang menyerang warga sipil, termasuk juga terhadap pemberontakan di Irak karena terlalu sekuler. Dalam pemahaman Culveyhouse, jihad sesungguhnya adalah jihad yang dilakukan untuk membela Negara berpenduduk muslim dengan tujuan menciptakan negara Islam.
Selain itu, Hammami sendiri ternyata memiliki kebutuhan yang lebih mendesak. Ia sangat ingin menikah sehingga Culveyhouse segera bertindak dengan mengatur perkenalan Hammami dengan saudara iparnya yang berkebangsaan Somalia, Sadiyo Muhammad Abdillah. Sadiyo adalah perempuan dengan perawakan tinggi, jenaka dan suka bermain bola basket, Sadiyo tumbuh di Toronto bersama istri Culveyhouse, Ayan, setelah mereka bersama keluarga melarikan diri dari konflik antar etnis di Somalia. Awal mula bertemu, Hammami mendapati pribadi Sadiyo sebagai pribadi  yang jenaka tapi juga penuh semangat dalam belajar Islam. Dan hanya dalam hitungan minggu, Ayan sudah berhasil membujuk Sadiyo untuk bergaul hanya dengan perempuan saja dan mengenakan abaya. Pada bulan Maret 2005, hanya dua bulan setelah pertemuan pertama mereka, mereka menikah dengan pesta kecil-kecilan.
Melihat prospek yang kurang cerah di Toronto, Hammami dan Culveyhouse berniat melakukan hijrah ke suatu negara muslim. Culveyhouse mengusulkan Mesir sebagai tujuan, karena ia dan Hammami dapat belajar Islam dengan mudah dari universitas terkemuka seperti Universitas Al-Azhar. Pada bulan September, Hammami dan istrinya yang sedang hamil berangkat dengan pesawat bersama keluarga Culveyhouse, termasuk juga ibunya yang baru masuk Islam.
Dua keluarga tersebut memutuskan tinggal di kota Alexandria, kota terbesar kedua di Mesir, walaupun sesampainya mereka di sana, mereka menemukan kenyataan yang tidak menyenangkan, karena kota Alexandria ternyata dipenuhi praktik-praktik sekularisme. Selang beberapa waktu, Culveyhouse dan Hammami berhasil terdaftar di Al-Azhar, tapi Culveyhouse dan keluarganya tiba-tiba memutuskan kembali ke Amerika Serikat. "Saya tidak ingin melanjutkan perjalanan hidup sama di sini" katanya kepada Hammami. Mendapati teman satu-satunya akan meninggalkannya, Hammami merasa dikhianati, dan akhirnya kedua sahabat tersebut berpisah.
Sendirian dengan istri muda dan bayi perempuan yang baru lahir, Hammami tampak kewalahan. Ia mendapatkan pekerjaan freelance, menerjemahkan teks-teks Islam ke dalam bahasa Inggris walapun hasil dari pekerjaan tersebut belum cukup menopang kebutuhan keluarganya. Dalam pesan e-mailnya, ia pernah mengungkapkan kerinduannya terhadap suatu negara di mana Syariat Islam dilaksanakan sepenuhnya.
Pada April 2006, Hammami bergabung dengan forum diskusi online yang disebut ‘Islamic Networking’ (jaringan Islam, red.). Menggunakan nickname "al-Mizzi" Hammami mulai berkomunikasi dengan administrator forum, seorang mualaf Amerika yang kebetulan juga tinggal di Mesir. Nama lengkapnya Daniel Maldonado, seorang pria berumur 27 tahun dari New Hampshire yang pindah ke Mesir bersama istri dan anak-anaknya setahun sebelum kepindahan Hammami.
Perkenalan Hammami dan Maldonado di dunia maya mengantarkan mereka bertatap muka secara langsung. Bersama Maldonado, Hammami kemudian bertualang ke lingkungan warga miskin untuk mengunjungi gerakan masjid bawah tanah. Musim panas itu, Hammami menulis kepada dua teman muslimnya, menceritakan kalau ia telah bertemu ‘saudara yang saleh’ dan berencana melakukan ‘perjalanan’. Kedua istilah tersebut tampaknya mengandung maksud tertentu yang hanya dipahami oleh komunitasnya saat itu.
"Anggota keluarga kami di selatan membutuhkan dokter." Kata Hammami kepada teman-temannya. Dalam komunitas Hammami, kata"dokter" adalah kata untuk "orang-orang yang berjihad, sedangkan " kata "selatan" sepertinya mengacu ke Somalia, karena sebelumnya dia pernah mengirimkan artikel berita tentang peristiwa yang luar biasa yang berlangsung di sana.
Sebuah negara berbentuk bumerang di Tanduk Afrika, Somalia telah mengalami bencana perang sipil besar-besaran sejak tahun 1991. Apa saja yang tidak hancur oleh kelaparan dan kekeringan pasti akan hancur karena penjarahan oleh kelompok bersenjata atau bajak laut. Di tengah kekacauan tersebut, sebuah gerakan Islam mengadakan pemberontakan dan mengambil alih Mogadishu pada bulan Juni 2006. Gerakanyang menamakan diri Persatuan Pengadilan Islam tersebut menjanjikan sebuah persatuan baru di bawah panji Islam dan membawa perdamaian ke jalan-jalan ibukota.
Para pejabat di Washington menganggap gerakan tersebut sangat mengganggu eksistensi AS. sayap militer kelompok ini, As- Shabab (pemuda, red.) dituduh berafiliasi dengan kelompok Al Qaeda. Selain berjuang di negara mereka sendiri, mereka juga menyerukan perlawanan kepada negara tetangga, Ethiopia, negara Kristen yang sudah menjadi musuh lama Somalia. Pasukan Ethiopia juga tidak menganggap enteng seruan tersebut. Mereka segera berkumpul di perbatasan, mengancam akan menginvasi Somalia dengan dukungan Amerika Serikat. Berita konflik tersebut dengan cepat menyebar di dunia maya, apalagi syaikh Usamah bin Laden juga menanggapi konflik tersebut dengan menyerukan kepada umat Islam untuk bergabung bersama mujahid di Somalia.
Dari Mesir, Hammami selalu mengikuti perkembangan informasi yang berkaitan dengan Somalia. Dalam dirinya tertanam sebuah keyakinan,"jihad telah menjadi kewajiban saya," begitu yang ia tuliskan dalam e-mail yang ia kirim. Ia kemudian bertekad membantu saudara dan saudarinya di Somalia untuk mencapai derajat tertinggi sebagai seorang Muslim. Lewat sebuah forum di dunia maya, Hammami dan Maldonado mengungkapkan keinginan kuat mereka untukikut serta berjihad yang tidak lain merujuk ke negara Somalia.

 -Bersambung-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

morzing.com dunia humor dan amazing!