PPC Iklan Blogger Indonesia

Sabtu, 14 Mei 2011

Abu Mansur Al-Amriki, Tokoh Gerakan Jihad Selanjutnya [bagian 07 dari 11]


Sepanjang berpindah agama, Hammami selalu menjaga pribadinya supaya utuh seperti dulu. Suatu malam, ia dan Culveyhouse berlari-larian di sekitar masjid dengan jubah mereka. Mereka saling serang dengan pedang mainan bercahaya tembus pandang sebagai apresiasi mereka terhadap film ‘Star Wars’ yang akan mereka tonton saat itu. Hammami terus menggerak-gerakkan cahaya merah dari pedang tersebut sambil sesegera mungki nmemperoleh tiket tercepat tanpa mempedulikan seorang hakim pengadilan yang mengantre bersamanya.

Tapi dari semua itu, Hammami tetap akrab dengan kakaknya, Dena yang berpacaran dengan seseorang berambut gimbal (di kemudian hari, Dena menikah dengannya sambil bertelanjang kaki dan mengenakan mahkota bersusun bunga aster). Dalam kondisi menghabiskan waktu bersama-sama, Omar masih tetap mengenakan jubahnya, sedangkan Dena masih mengenakan sandal bertuliskan Yesus. Saat itu mereka sepertinya buta terhadap perbedaan-perbedaan diantara mereka sendiri, kembali ke situasi persaudaraan ditemani lelucon dan lagu-lagu konyol. "Saat itu, saya ingin hal seperti itu terus berlanjut." Kata Dena dalam kesaksiannya.

Selain dengan kakak dan ibunya, Hammami tidak memiliki hubungan lain dengan wanita. Beberapa temannya bercerita, suatu hari, mereka dan Hammami benar-benar merasa tersiksa secara batin karena melihat seorang wanita di jalan.Sebagai konsekuensi, mereka menghukum diri mereka masing-masing selama berjam-jam. Hammami juga pernah mengunjungi forum Islam di Internet untuk mencari istri. Mengetahui hal itu, ayahnya berjanji akan membantunya menikahi seorang wanita Syria dengan syarat ia dapat menyelesaikan kuliahnya di bidang studi komputer. Tetapi pada bulan Desember 2002, ia mengundurkan diri dari perguruan tinggi karena alasan tidak tahan lagi berada di lingkungan yang dipenuhi perempuan.

Beberapa tahun kemudian, Hammami, Culveyhouse dan beberapa anggota Salafi dari kota Mobile aktif berkeliling ke beberapa negara untuk menghadiri konferensi Islam. Bersama Sylvester, mereka juga membuka toko buku Islam kecil-kecilan di Mobile. Hammami kemudian belajar menguasai bahasa Arab demi keinginannya menjadi ulama. Bersamaan dengan itu semua, ia harus mencari nafkah dengan menggeluti beberapa pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan pribadinya. Akhirnya, ia memilih ikut bongkar muat barang dari truk, membersihkan karpet dan menjual lampu.

Selain itu, Hammami dan Culveyhouse mengambil pekerjaan inventarisasi di sebuah supermarket bernama Wal-Mart. Bos mereka, seorang eksmarinir terlihat sangat toleran terhadap gaya mereka yang aneh (karena mereka menyelipkan celana ke dalam kaos kaki), tapi ia sangat frustasi menyikapi tuntutan mereka yang tidak mau menyentuh alkohol, daging babi, kartu natal bahkan sampai boneka. Bos tersebut akhirnya menugaskan mereka di bagian pakaian wanita.

"Saya memandang Umar dan berkata saat itu” Kata Culveyhouse mengingat-ingat. “Kawan, kita tidak melakukan apa pun selama ini, iya kan?”Bersama-sama mereka memutuskan berhenti bekerja hari itu juga. Segera setelah itu, Culveyhouse berpindahke Toronto, di mana ia akhirnya menemukan seorang istri. Tahun berikutnya, Hammami juga ingin bernasib seperti Culveyhouse, dengan merayakan hal yang sama.

Dilingkupi masjid, toko buku Islam dan kedai makanan halal bagi Hammami sangatlah memikat. Ia segera memutuskan untuk tinggal di sebuah apartemen di dekat tempat tinggal Culveyhouse, tepatnya di bagian barat kota Toronto. Ia juga segera menemukan pekerjaan,mengirimkan susu kepada ibu-ibu rumah tangga asalSomalia. Hidup di Kanada, Hammami mulai melihat negaranya melalui kacamata baru. Perang di Irak yang sangat tidak populer terdengar menjadi isu hangat di masjid-masjid dan kedai-kedai kopi yang sering ia kunjungi. Baginya, menjadi warga Amerika saat itu membuatnya tidak siap menghadapi cecaran pertanyaan dan komentar dari orang-orang disekitarnya.

Selama bertahun-tahun, Hammami berprinsip tidak akan terpengaruh dengan peristiwa-peristiwa terkini, menganggap politik sebagai gangguan duniawi dari keislamannya. Tapi suatu sore di bulan April, di sebuah toko buku Islam, Hammami dan Culveyhouse mendapat pencerahan. Pemilik toko tersebut, seorang pria berkewarganegaraan Afghanistan meminta mereka untuk berdoa untuk keselamatan rakyat Fallujah di Irak. Menurut berita yang beredar, bulan sebelumnya, militer AS telah menyerbu kota Irak untuk kedua kalinya.

"Apa yang terjadi?" Kata Hammami saat itu, merespon pria tersebut.

Selama beberapa bulan berikutnya, Hammami merasa wajib memonitor peristiwa di Irak dan Afghanistan. Ia mulai berlangganan majalah-majalah yang memuat teori konspirasi tentang 9 / 11. Ia segera memikirkan kembali sikap non militan yang terus didakwahkan kelompok Salafi.

"Saya merasa tidak tenang ketika Amerika menyerang saudara-saudarsaya, sementara saya harus bersikap netral, tanpa terlibat apapun. " tulisnya di bulan Desember lewat e-mail untuk menanggapi pertanyaan yang diajukan kepadanya melalui perantara.

Hammami menyimpulkan kalau mentornya dari kelompok Salafi dulu telah menyembunyikan banyak bagian agama yang memiliki hubungan langsung dengan jihad dan politik. Oleh karena itu, ia mulai mencari sendiri panduan di Internet. Menurut Culveyhouse, ia akhirnya menemukan sebuah film dokumenter tentang kehidupan Jenderal Khattab, seorang mujahid legendaris yang berjuang di Chechnya. Film dokumenter tersebut merekam jejak-jejak perubahan Khattab sebagai seorang mahasiswa Saudi yang sedang terobsesi dengan cita-cita seorang pemuda pada umumnya dan kemudian berganti haluan menempuh suatu tujuan yang lebih tinggi dan mulia. Saat itu, Hammami tampak tersihir dan terpesona.

   -Bersambung-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

morzing.com dunia humor dan amazing!