PPC Iklan Blogger Indonesia

Sabtu, 14 Mei 2011

GALIGO HARI INI (SERI 84 & 85 ) SERIAL “LAGU BULU ALAU’NA TEMPE”

Panre adammu na ritu (8)
Mulengeng lepa-lepa (7)
Mutengritonangi (6)

Lepa-lepa Makkadidu (8)
Maseerek dua tau (7)
Tellu Pabbisena (6)

Arti Bugis Umum
Seri 84 : Ooo Daeng... Panre adammanatujena, samakku napassiliweng-liweng pappaneddikku.

Seri 85 : Ooo Anri, ajanna tabata. Lonimai tosiamellereng. Agapi tasari, Warang-Parang, Agarettakeng nennia akkarungeng, engka manengni riseseku.


Arti Indonesia
Seri 84 : Daeng, Ungkapan katamu, membuatku terpesona. Jiwaku yang hampa tiba-tiba menggelora, tak tahu harus bagaimana.

Seri 85 :
Oo, Anri. Tak usah risau. Marilah kemari, duduk bersama di rakit cintaku. Rakit untuk dua orang yang sarat akan harta, dengan nahkoda yang tampang dan berdarah bangsawan.


Penjelasan
Sekali lagi, postingan Galigo kali ini langsung mengangkat dua Galigo sekaligus. Mengingat, kedua Galigo tersebut adalah sebuah kesatuan utuh.

Galigo Seri 84
Panre adammu na ritu (8)
Mulengeng lepa-lepa (7)
Mutengritonangi (6)

Kata kunci dari Galigo ini adalah, “Lepa-lepa (sampan) tenri tonangi”. Benda apakah geragan yang mirip lepa-lepa namun tak bisa ditumpangi ?. Jawabannya adalah, “Lopi-lopi Taropong”, salah satu bagian dari alat tenung (model rumah) yang lazim dipakai di masyarakat Bugis. Alat ini memang mirip perahu terbuat dari kayu Bitti (Vitex cofassus), sepanjang 15 Cm dengan lebar 6 Cm, ketebalan 4 Cm. Bagian tengah, dibuat lubang sepanjang 12 Cm dengan lebar 4 cm, kedalaman 3 Cm. Lubang inilah tempat meyimpang benang/bahan tenunan yang sebelumya telah digulung pada potongan-potongan bambu (Bulo).

Dalam praktek penggunaannya, Lopi-lopi taropong ini akan selalu bergerak-kekiri dan kekanan seiring bergeraknya semua komponen alat tersebut, yang memang telah ditata sangat apik. Nah, Galigo ini mengambil perempumaan dari alat tersebut. Seolah berkata “ DUH DAENG, UNGKAPAN KATA-KATAMU, MEMBUATKU TEROMBAN-AMBING BAGAIKAN PERAHU TAK BERNAHKODA, BERGERAK KEKIRI DAN KANAN ( TAK TENTU ARAH).

Galigo Seri 85
Lepa-lepa Makkadidu (8)
Maseerek dua tau (7)
Tellu Pabbisena (6)

Kata kunci dari Galigo ini adalah, benda apakah gerangan yang mirip sampan. Dibuat melintang sehingga seolah-olah membentuk garis-gari lintang (Bugis : Didu), dan digerakkan oleh 3 orang. Jawabannya adalah Rakit. Rakit yang dalam bahasa Bugis disebut Lopi-lopi Bura (Rakit Batang Pisang) atau Lopi-lopi Awo (Rakit Bambu). Dahulu, moda transportasi ini memang sering dipakai sebagai sarana transportasi penyeberangan antar daratan atau antar rumah, saat Danau Tempe meluap dan menggenangi rumah-rumah penduduk dipesisir selatan pesisir timur dan selatan danau tempe.

Rakit-rakit ini memang biasanya hanya muat untuk dua orang dan seoang pendayung yang menggunakan bambu-bambu panjang. Uniknya, kedua penumpang tadi biasanya ikut membantu pendayung utama dengan menggunakan bambu lain yang telah disediakan. Pendayung utama ditengah, yang setiap saat bergerak kekiri kekanan untuk mangatur keseimbangan rakit. Pendayung dua didepan untuk mengarahkan rakit, sambil memengang tali yang terbuat dari daun Lontar (Taa) yang dikaitkan pada ujung kanan dan ujung kiri depan rakit. Pendayung tiga dibelakang untuk mengatur keselarasan gerak antara kepala dan ekor rakit.

Dalam bahasa Bugis, Pendayung Utama disebut Pawwarang Pare (Penyeimbang tengah), bersinonim kata dengan Warang Parang (Harta). Pendayung dua disebut Pa’Ganreng Taa. Kata Ganreng Taa yang jika ditulis dalam aksara lontara akan dapat pula dibaca sebagai Garetta (Tampan). Sementara pendayung ketiga disebut Pattangkung, kata Tangkung jika ditulis dalam aksaran lontara Bugis, dapat dibaca Takku (Bangsawan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

morzing.com dunia humor dan amazing!