PPC Iklan Blogger Indonesia

Kamis, 02 Juni 2011

Demokrasi untuk Siapa….???

Kadangkala demokradi difahami bahwa setiap orang bisa melakukan apa saja menurut keinginan dan kemauannya. Demokrasi adalah kebebesan dalam mengekspresiasikan keinginan dan kehendak. Ironisnya dalam penerapan menghadirkan segala bentuk pemaksaan dan memunculkan ketertindasan serta ketidakadilan.

Sampai saat ini Indonesia belum menemukan demokrasi yang untuk kesejahteraan keadilah, jargon demokrasi yang dipaksakan hanyalah untuk memaksakan kepentingan dan keserakahan sekelompok masyarakat. Penguasa dalam hal ini hanya menjanjikan bahwa demokrasi dan hak-asasi manusia akan menjamin kehidupan bernegara yang baik. Padahal ketika jargon dipaksakan tanpa ketidak tahuan posisi rakyat dalam demokrasi, akhirnya hanya menjadi buaianmimpi rakyat yang tertindas dan menjadi kendaraan kepentingan kelompok penindas.

HAM (Hak Asasi Manusia) dan demokrasi yang didengungkan oleh Negara serta internasional terkesan member harapan untuk menuju masa depan yang lebih baik. Namun demokrasi dan HAM dalam perspektif internasional dalam hal ini adalah pemilik modal yang memakai Negara sebagai perantara hanya akan memunculkan berbagai konflik kontadiksi didalam masyarakat. Bagaimana tidak, ketika demokrasi adalah kebebasan pada setiap orang dan apa jadinya ketika kelompok kecil masyarakat yang memiliki modal dan kekuasaan yang memaksakan kehendaknya dengan alasan bahwa itu adalah hak dan kebebasan. Akhirnya terputuslah hubungan sosial dalam kehidupan masyarakat karena setiap orang berfikir bagaimana tetap untuk bias survive walau dengan cara apa saja karena itu adalah kebebasan dan hak.

Indonesia, yang sekarang dibawah kepemimpinan SBY juga belum bias memberikan kontribusi demokrasi yang sesungguhnya, rakyat yang sebenarnya harus memiliki kekuatan untuk mewujudkan demokrasi hanya dijadikan alat untuk mewujudkan kepentingan dan keinginan dengan alasan demokrasi. Pemilu yang sudah berlangsung tidak menjanjikan apa-apa karena rakyat mendatangi kotak suara untuk memberikan hak-hak politiknya bukan atas kesadaran politik dan ekonomi selama ini ditindas dan dihisap, namun hanya karena iming-iming bahwa pemilu adalah langkah awal untuk mewujudkan demokrasi. Yang lahir kemudian adalah representasi kekuatan demokrasi bukan lahir dari rakyat yang tertindas namun dari sekelompok kecil masyarakat yang memiliki akses kekuasaan dan modal.

Seperti kata Mao Tze Dong, tokoh revolusioner dan bapak pembangunan China mengatakan bahwa : Rakyatlah yang berhak menempati kekuasaan karena demokrasi hanya ada ditangan dan dibahu rakyat. Karena demokrasi yang sesungguhnya adalah sejahtera secara ekonomi, adil secara social dan partisipasi secara budaya dan politik.

By :Buyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

morzing.com dunia humor dan amazing!